Joint Communiqué, September 2011 - World Franchise Council & Asia Pacific Franchise Confederation
Dalam hidup, setiap hal saling berhubungan. Globalisasi semakin memperjelas hal itu: perubahan yang berlangsung di satu belahan bumi dapat memengaruhi situasi di belahan bumi lainnya. Ketidakpastian yang saat ini sedang melanda perekonomian dunia akibat hutang yang membelit Amerika Serikat dan beberapa negara di zona euro adalah salah satu buktinya.
Awalnya, ketika bayangan resesi masih samar, harapan untuk dapat keluar dari krisis digantungkan pada sejumlah pihak. Negara-negara seperti Jerman dan Perancis di Eropa maupun China dan India di Asia serta lembaga-lembaga seperti International Monetary Fund dan World Bank menjadi tulang punggung bagi negara-negara yang tertimpa krisis untuk bangkit.
Kini, bayangan resesi kian jelas. Harapan yang digantungkan pada pihak-pihak tersebut belum tampak terealisasi sepenuhnya. Padahal, pemutusan hubungan kerja sudah lebih dulu terjadi di berbagai tempat. Intensitas perdagangan barang maupun jasa mulai menurun. Pemerintahan di banyak negara mulai merevisi target pertumbuhan ekonomi. Hidup jutaan orang berada di bawah ancaman.
Untuk menghadapi situasi sulit itu, dibutuhkan kerja sama dari sebanyak mungkin pihak. Pemerintah sebagai penentu dan pelaksana hukum dan kebijakan, perbankan sebagai sumber dana yang dapat menggerakkan perekonomian, para pelaku ekonomi dan pasar, serta pihak-pihak lain seperti akademisi dituntut untuk duduk bersama dan merumuskan jalan keluar dari krisis.
Terkait dengan itu, World Franchise Council (WFC) dan Asia Pacific Franchise Confederation (APFC), dua institusi yang mewakili asosiasi waralaba dari berbagai negara, berkumpul di Manila, Filipina, pada 19-22 September 2011 untuk merespons situasi krisis yang mendera perekonomian dunia. Kedua institusi itu sepakat mengeluarkan joint communiqué sebagai pernyataan sikap dan komitmen terkait krisis yang sedang berlangsung.
Dalam joint communiqué itu, WFC dan APFC menggarisbawahi dua poin krusial. Pertama, keyakinan akan sistem waralaba dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai instrumen dan aktor ekonomi yang, dengan efek berantainya, mampu menumbuhkan bisnis dan menciptakan lapangan pekerjaan serta memberikan penghidupan bagi banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kedua, tuntutan kepada pemerintah dan perbankan untuk bekerja sama dengan dunia usaha dan masyarakat, dan agar berperan lebih besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan waralaba dan UMKM melalui berbagai kebijakan dan perluasan akses bagi dunia usaha terhadap modal.
Pernyataan bersama WFC dan APFC ditutup dengan pernyataan komitmen dari keduanya untuk berbuat sesuatu dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan (pemerintah, perbankan, dunia usaha, akademisi, kelompok-kelompok masyarakat maupun individu) dalam rangka mewujudkan solusi jangka panjang atas krisis ekonomi global yang terus berlanjut.
WFC dan APFC sudah bersikap dan siap berkontribusi. Warga dunia menunggu inisiatif pihak-pihak lainnya.
***
Awalnya, ketika bayangan resesi masih samar, harapan untuk dapat keluar dari krisis digantungkan pada sejumlah pihak. Negara-negara seperti Jerman dan Perancis di Eropa maupun China dan India di Asia serta lembaga-lembaga seperti International Monetary Fund dan World Bank menjadi tulang punggung bagi negara-negara yang tertimpa krisis untuk bangkit.
Kini, bayangan resesi kian jelas. Harapan yang digantungkan pada pihak-pihak tersebut belum tampak terealisasi sepenuhnya. Padahal, pemutusan hubungan kerja sudah lebih dulu terjadi di berbagai tempat. Intensitas perdagangan barang maupun jasa mulai menurun. Pemerintahan di banyak negara mulai merevisi target pertumbuhan ekonomi. Hidup jutaan orang berada di bawah ancaman.
Untuk menghadapi situasi sulit itu, dibutuhkan kerja sama dari sebanyak mungkin pihak. Pemerintah sebagai penentu dan pelaksana hukum dan kebijakan, perbankan sebagai sumber dana yang dapat menggerakkan perekonomian, para pelaku ekonomi dan pasar, serta pihak-pihak lain seperti akademisi dituntut untuk duduk bersama dan merumuskan jalan keluar dari krisis.
Terkait dengan itu, World Franchise Council (WFC) dan Asia Pacific Franchise Confederation (APFC), dua institusi yang mewakili asosiasi waralaba dari berbagai negara, berkumpul di Manila, Filipina, pada 19-22 September 2011 untuk merespons situasi krisis yang mendera perekonomian dunia. Kedua institusi itu sepakat mengeluarkan joint communiqué sebagai pernyataan sikap dan komitmen terkait krisis yang sedang berlangsung.
Dalam joint communiqué itu, WFC dan APFC menggarisbawahi dua poin krusial. Pertama, keyakinan akan sistem waralaba dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai instrumen dan aktor ekonomi yang, dengan efek berantainya, mampu menumbuhkan bisnis dan menciptakan lapangan pekerjaan serta memberikan penghidupan bagi banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kedua, tuntutan kepada pemerintah dan perbankan untuk bekerja sama dengan dunia usaha dan masyarakat, dan agar berperan lebih besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan waralaba dan UMKM melalui berbagai kebijakan dan perluasan akses bagi dunia usaha terhadap modal.
Pernyataan bersama WFC dan APFC ditutup dengan pernyataan komitmen dari keduanya untuk berbuat sesuatu dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan (pemerintah, perbankan, dunia usaha, akademisi, kelompok-kelompok masyarakat maupun individu) dalam rangka mewujudkan solusi jangka panjang atas krisis ekonomi global yang terus berlanjut.
WFC dan APFC sudah bersikap dan siap berkontribusi. Warga dunia menunggu inisiatif pihak-pihak lainnya.
***
Comments
Post a Comment