Filsuf dapat berkata: “waktu tidak eksis”
Tapi ia berkata: “waktu eksis”
Lantas, ia bertanya kepada diri sendiri, “kenapa sontak waktu menjadi
penting bagiku?”
Benaknya menyeruak dan berkata, “tanyakan itu kepadaku!”
Ia tertunduk, lalu benaknya mulai berkelana dan bercerita
Ia memulainya dengan kembali ke masa-masa sekitar delapan tahun yang
lalu
Masa-masa ketika ia dan seorang gadis, sang cahaya, mengakhiri kisah
Gadis itu adalah sang cahaya. Manusia tidak dapat hidup tanpa cahaya.
Begitupun dirinya.
Maka ia, untuk pertama kalinya, mengatakan “aku mencintaimu” kepada sang
gadis.
Mereka berdiri berdampingan. Sesaat ia seperti dikagetkan oleh
ucapannya sendiri.
Ia, si penakut, yang telah membiasakan diri selama belasan tahun
menyimpan perasaan cinta kepada sejumlah gadis yang datang dan pergi tanpa
meninggalkan bekas apapun dalam hidupnya, mendadak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan perasaan itu
Tak butuh waktu lama bagi kekagetan itu untuk lenyap, karena alasannya
segera muncul tanpa usaha keras: gadis ini satu di antara seribu baginya, meski
bagi orang lain ia mungkin hanyalah gadis kebanyakan. Gadis ini adalah gadisnya.
Gadis itu sendirilah yang menjadi alasannya.
Gadis itu menerimanya, dan mereka menelusuri selama lebih dari satu
tahun jalan kebersamaan itu.
Kemudian mereka berpisah.
Ia berpisah darinya, sang cahaya.
Manusia tidak dapat hidup tanpa cahaya. Begitupun dirinya. Karena itu,
pada saat itu ia memberanikan untuk berucap.
Tapi kini ia telah menjadi tak kuasa untuk mempertahankan cahaya itu. Sang
cahaya bergerak begitu cepat, dan ia terengah-engah mengejarnya
Itu delapan tahun yang lalu, masa ketika ia kehilangan cahaya
Benaknya tak ingin berlama-lama di masa itu. Ia pernah berada lama di
sana
Ia ingin melesat cepat ke depan. Ke dua tahun yang lalu, ke masa
ketika ia mulai mengungkap keberadaan sang makna
Dua tahun yang lalu, yang mengawali masa bangun-dari-tidur-nya
Delapan dikurangi dua
Enam tahun tanpa vibrasi. Enam tahun tanpa gejolak
Enam tahun yang hendak mengatakan kepadanya bahwa ia belum berubah; ia
masihlah lelaki satu di antara seribu yang mencari perempuan satu di antara
seribu
Enam tahun yang menguatkannya untuk mengarungi dua tahun ini dalam
gairah, keyakinan, dan kegigihan
Enam tahun yang membuka matanya akan dalamnya arti sang makna
Enam tahun yang berharga
Dan itu adalah waktu
Waktu sungguh eksis
***
Comments
Post a Comment