When we're hungry, love will keep us alive ("Love Will Keep Us Alive", The Eagles)

Bagi orang-orang sinis, bait lagu di atas merupakan omong kosong besar.
"Mana bisa kamu menggantikan nasi dengan cinta?!", mereka akan berkata.
"Anak-anakku tidak bakal kenyang kukasih makan cinta!", mereka menegaskan lebih lanjut.
Mereka sah saja berbicara seperti itu, karena itu merupakan buah dari paradigma mereka.
Paradigma yang sayangnya keliru.
Cinta bukanlah benda, materi. Menyamakan cinta dengan nasi berarti memandang cinta sebagai benda.
Cinta tidak pernah dan tidak akan pernah bisa diturunkan derajatnya menjadi sekadar benda, yang tentu saja tidak abadi, bisa musnah.
Cinta, yang pada hakikatnya abadi, adalah energi. Kekal, tak dapat musnah.
Apabila anda memiliki paradigma ini, bahwa cinta adalah energi, maka lirik lagu di atas menjadi masuk akal.
Cinta adalah penggerak, suatu energi yang mendorong tindakan.
Maka, orang tua yang mencintai anaknya akan menggunakan hati dan akalnya untuk mengupayakan agar anaknya yang kelaparan bisa makan.
Dengan demikian, benarlah lirik itu: cinta orang tua kepada anaknya akan menjaga mereka tetap hidup meskipun mereka kelaparan.

Karena cinta menggerakkan.



***

Comments

Popular Posts