Dalam sejumlah kesempatan mewawancarai beberapa orang yang melamar untuk bekerja di departemen saya, saya tergugah oleh kisah dan latar belakang, harapan dan target, serta gagasan mereka tentang kehidupan, keluarga, pekerjaan. Dan setiap kali saya mengetahui bahwa akhirnya pelamar yang bersangkutan oleh atasan diputuskan tidak dapat diterima, hati saya menjadi sedikit bergolak.

Seringkali setelah menerima kabar itu, saya berkhayal memiliki perusahaan sendiri dan bisa mempekerjakan serta membantu mereka dalam mengembangkan diri. Tetapi kemudian saya kembali ke alam nyata, dan setelahnya mengucap harapan agar mereka menemukan tempat kerja yang terbaik, dan agar mereka tidak gentar akan berbagai penolakan serta terus berusaha untuk meraih impian mereka.

Momen-momen seperti itu selalu berhasil menjadi pengingat agar saya senantiasa bersyukur atas apa yang boleh saya miliki, sesedikit apapun itu, dan menambah energi saya untuk terus-menerus memperjuangkan cita-cita, berapa kalipun saya mesti gagal dalam perjalanan mencapainya.


***

Comments

Popular Posts