Dalam sejumlah kesempatan
mewawancarai beberapa orang yang melamar untuk bekerja di departemen saya, saya
tergugah oleh kisah dan latar belakang, harapan dan target, serta gagasan
mereka tentang kehidupan, keluarga, pekerjaan. Dan setiap kali saya mengetahui
bahwa akhirnya pelamar yang bersangkutan oleh atasan diputuskan tidak dapat
diterima, hati saya menjadi sedikit bergolak.
Seringkali setelah menerima kabar
itu, saya berkhayal memiliki perusahaan sendiri dan bisa mempekerjakan serta
membantu mereka dalam mengembangkan diri. Tetapi kemudian saya kembali ke alam
nyata, dan setelahnya mengucap harapan agar mereka menemukan tempat kerja yang
terbaik, dan agar mereka tidak gentar akan berbagai penolakan serta terus
berusaha untuk meraih impian mereka.
Momen-momen seperti itu selalu
berhasil menjadi pengingat agar saya senantiasa bersyukur atas apa yang boleh
saya miliki, sesedikit apapun itu, dan menambah energi saya untuk terus-menerus
memperjuangkan cita-cita, berapa kalipun saya mesti gagal dalam perjalanan mencapainya.
Comments
Post a Comment