Ketika aku mengetahui dirimu dihadapkan pada suatu tantangan besar, yang membuatmu merasakan antusiasme dan energi yang meluap-luap, tapi yang juga pada saat bersamaan membawa kepadamu perasaan takut dan gelisah tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan, aku teringat kepada apa yang pernah diajarkan orang itu, si penyihir dari Cupertino.


Ia mengajarkan tentang mengaitkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan masa depan, serta tentang mencari dan melakukan sesuatu yang kita cintai.

Tentang apa yang telah terjadi di masa lalu dan kaitannya dengan masa depan, masa lalu membawa kita ke masa sekarang dan, pada saatnya, ke masa depan, selalu dengan alasan. Namun, alasan itu baru akan kita ketahui nanti. Tantangan semengerikan apapun yang ada di hadapan kita hadir di situ karena suatu sebab. Saat ini, kita tidak bisa mengetahui kenapa. Tapi nanti, semuanya akan terjawab. Pada akhirnya, kelak ketika masa depan itu tiba, kita bisa melihat dan memahami apa yang terjadi di masa lalu. Dan kita akan bersyukur karena itu pernah terjadi.

Seperti dikatakan sang penyihir, kita harus percaya bahwa tantangan itu suatu hari nanti akan membawa kita ke tempat di mana kita seharusnya berada. Untuk melalui tantangan itu, kita harus percaya. Percaya pada apapun: Tuhan, suara hati, insting; apapun kita menyebutnya. Bahwa itu semua akan membawa kita melalui tantangan di masa depan yang penuh tanda tanya.

Tentang mencari dan melakukan sesuatu yang kita cintai, mereka yang sudah menemukan dan menjalani sesuatu yang mereka cintai untuk lakukan patut bersyukur. Meski mereka mencintai yang mereka lakukan, mereka tetap mungkin merasa takut, cemas, gelisah, manakala dihadapkan pada suatu tantangan besar di masa depan, yang mereka tidak tahu akan berujung seperti apa. Yang belum tentu disadari adalah bahwa perasaan-perasaan negatif itu sebenarnya menunjukkan bahwa mereka sangat peduli terhadap apa yang sedang dan akan mereka jalani, terhadap hal yang mereka cintai untuk lakukan. Dan kepedulian itu menunjukkan betapa besarnya cinta mereka terhadap hal yang mereka jalani atau lakukan.

Bagi sang penyihir, itulah yang paling penting, yang berada di atas segala-galanya: melakukan atau menjalani sesuatu yang kita cintai, entah itu pekerjaan, hubungan, maupun yang lain. Karena hanya dengan melakukan sesuatu yang kita cintai, maka kita bisa bertahan dalam menghadapi berbagai kesulitan ketika melakukan sesuatu itu. Tak terkecuali ketidakpastian yang meliputi diri kita manakala dihadapkan pada tantangan di masa depan.


***

Comments

Popular Posts