Mungkinkah Suatu Perjalanan Membawamu kepada Tuhan?

Menurutku, bisa.

Membawa kepada Tuhan yang kubayangkan di sini adalah merenungkan kembali hidup kita di dunia:
dari mana kita berasal,
ke mana kita akan menuju,
mengapa kita berada di sini.

Dan perjalanan yang kubayangkan adalah perjalanan yang menarik kita dari rutinitas sehari-hari:
yang seringkali menjadikan kita hanya bertemankan kesunyian,
yang menghadapkan kita dengan alam sang representasi Tuhan,
yang memberikan kesempatan tak terbatas kepada kita untuk mencecap dalam-dalam kebesaran-Nya melalui luasnya lautan, dinginnya malam, tingginya gunung, panasnya sinar mentari, megahnya bintang-bintang, beraneka ragamnya tumbuhan dan hewan,
tetapi juga lewat kebaikan orang-orang yang asing bagi kita,
yang karenanya menyadarkan kita, bahwa ada Yang Mengatasi kita,
namun yang sekaligus Hidup Dalam Dasar Jiwa kita,
hidup dalam keresahan kita pada malam-malam selepas kita pulang dari pekerjaan atau rutinitas harian,
rutinitas yang kerap membuat kita merasa kehilangan sesuatu,
atau yang menjadikan kita merasa tersesat dan karenanya ingin pulang ke Rumah.

Perjalanan yang mengingatkan kita bahwa hidup kita sendiri adalah perjalanan,
dari satu titik ke titik lain,
titik-titik di mana Dia hadir,
menuntun kita melalui tahap demi tahap seperti anak tangga,
semakin lama, semakin tinggi
semakin jauh, semakin berkembang sebagai manusia,
jasmani dan rohani,
yang tidak lagi takut,
yang tidak lagi ragu,
yang tidak lagi mendendam,
yang tidak lagi putus harapan,
yang mulai keluar dari diri sendiri,
yang beranjak memikirkan kepentingan orang lain,
yang mengembangkan dan membaktikan diri untuk kebermanfaatan yang dirasakan banyak orang,
yang akhirnya menghadirkan Tuhan bagi orang lain dalam rupa pikiran, ucapan, perilaku, dan tindakan.



***

Comments

Popular Posts