Satu tulisan lain mengenai kriteria pemimpin ideal:

Sudah semestinya yang menjadi penentu kelayakan seseorang untuk terpilih menjadi seorang pemimpin masyarakat adalah pertama-tama dan terutama orisinalitas/autentisitas karakternya.
Dengan kata lain, diri-pribadinya sebagaimana adanya. Tanpa topeng, nihil kepura-puraan, sonder tipu daya.
Dirinya sebagaimana dia tampilkan ke dunia luar dari waktu ke waktu, dengan perasaan nyaman dan percaya diri, dalam balutan keikhlasan, dan tanpa penyesalan. Karena dia sedang dan selalu menjadi dirinya sendiri.
Dengan jujur.
Dengan berani.
Barulah kemudian kita berbicara tentang kiprahnya bagi siapapun dan apapun yang ada di luar dirinya, dari masa ke masa (sebagai tolok ukur komitmen dan panggilannya):
bagaimana dia telah menjadi teladan dan pengayom bagi keluarganya;
bagaimana dia telah menjadi urup (Jawa) bagi urip (Jawa) miliknya maupun urip para sesamanya;
bagaimana kesehariannya telah membawa rahmat dan kesejahteraan bagi banyak orang, menembus berbagai sekat bertajuk latar belakang (suku, agama dan kepercayaan, strata ekonomi, tingkat pendidikan);
bagaimana pikiran, sikap, ucapan, dan tindakannya telah menjadi ungkapan yang semakin memuliakan Pencipta-nya, apapun kepercayaan yang diyakininya;
dan bagaimana hidupnya telah menjadi contoh bagi banyak orang tentang ungkapan "selesai dengan diri sendiri".
Sebab, hanya orang seperti itulah--yang telah selesai dengan dirinya sendiri dan keluarganya--yang memiliki daya untuk melayani orang lain dengan segenap lahir-batin



***

Comments

Popular Posts