TUHAN SUNGGUH MAHAKUASA DAN MAHABAIK

Jumat, 17 September 2021


Aku menuliskan ini segera setelah aku menemukan kembali dompetku yang hilang sejak Rabu, 15 September 2021. Dompet itu memuat banyak benda penting: cincin kawinku, KTP, SIM A dan C, NPWP, beberapa kartu kredit (meski semuanya sudah tidak berlaku), beberapa ATM, STNK sepeda motor yang belum lunas cicilannya, kartu BPJS, kartu asuransi dari kantor, dan kartu akses komplek perumahan tempatku tinggal.

Kehilangan dompet ini menambah beban yang sebelumnya sudah hadir bertubi-tubi. Di minggu sebelumnya, anakku sempat sakit, dan beban pekerjaan di kantor sedang berat-beratnya. Di awal minggu di mana dompetku hilang, ibu yang sangat kusayangi masuk rumah sakit. Sampai tulisan ini dibuat, beliau masih dirawat inap.

Menghadapi situasi-situasi itu, aku merasa sedih dan lelah. Pada saat itulah, Ia mulai menunjukkan belas kasih-Nya.

Ia menggerakkan ingatanku pada doa Santo Antonius dari Padua. Orang Katolik cukup akrab dengan doa untuk menemukan barang hilang ini, yang didoakan kepada Tuhan melalui perantaraan Santo Antonius. Aku segera mencari doa itu di internet, dan menemukannya pada satu artikel di sebuah website (bisa diakses di sini), lengkap dengan sharing dari si penulis artikel tentang pengalamannya mendoakan doa ini selama proses kehilangan barang hingga menemukannya kembali.

Aku mendoakan doa ini setiap hari, sesering mungkin, sembari tetap berusaha mencari. FYI, aku merasa sudah mengusahakan yang terbaik dalam mencari dompetku: mencari ke seluruh bagian rumah berkali-kali (sampai membongkar isi tempat sampah), mencari ke tempat-tempat yang kukunjungi selama periode sejak aku ingat masih memegang dompetku sampai dompet itu hilang, dan bertanya ke beberapa orang. Setiap hari, aku mencari tanpa hasil, sampai sudah merasa pasrah dan berencana untuk melaporkan kehilangan ini ke kantor polisi.

Pada hari yang kujadwalkan untuk ke kantor polisi (Jumat, hari di mana aku menuliskan ini), sekitar jam 12-an, aku sudah menyiapkan diri untuk berangkat ke kantor polisi. Tapi, entah kenapa aku tergerak untuk memeriksa dan merogoh sebuah kantung penyimpanan di baby crib yang kulewati sebelum berangkat (baby crib yang sama yang sudah kuperiksa berkali-kali). Di situlah aku menemukan dompetku.

Sontak aku langsung mencari istriku dan menunjukkan kepadanya dompetku. Kami berpelukan, dan pada saat itu aku memberitahunya dengan perasaan yang tak terlukiskan, "doaku dijawab". Istriku pun mengatakan hal yang sama. Doanya juga sudah dijawab oleh Tuhan.

Maka, melalui tulisan ini aku ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan dengan cara yang sama seperti yang sudah dilakukan oleh penulis artikel doa Santo Antonius itu: dengan menuliskan kesaksian tentang besarnya kuasa, rahmat, dan kebaikan Tuhan melalui doa Santo Antonius dan peristiwa kehilangan serta menemukan kembali barang ini.

Aku juga ingin berterima kasih pada penulis artikel doa itu, karena selama proses merenungkan dan mendoakan doa Santo Antonius dari Padua tersebut, aku merasakan bahwa Ia kembali menggerakkan kesadaranku. Membaca pelan-pelan isi doanya membuatku memikirkan kembali hal paling mendasar dalam hidup: keberadaan Tuhan dalam hidupku. Seperti isi doanya, kehilangan Tuhan akan lebih menyiksa ketimbang kehilangan materi. Terdorong oleh kesadaran itu, aku berdoa lebih sering untuk mengucap syukur dan memohon rahmat-Nya, khususnya untuk kesembuhan ibuku.

Dalam kondisi lelah dan layu, baik lahir maupun batin, Ia juga menghadirkan kembali semangat dalam diriku melalui perantaraan sesama. Doa-doa dari keluarga (khususnya istriku) sungguh menguatkan. Tapi Ia juga menuntunku untuk menggali semangat dari kesaksian orang lain. Dalam sebuah video di Youtube (lihat di sini) yang kutonton kemarin sore, Ia seperti berpesan kepadaku (melalui perantaraan Pastor P. Wiryono) agar juga selalu memohon rahmat-Nya alih-alih berjuang hanya dengan mengandalkan kekuatan manusiawiku, agar aku selalu merasa gembira dalam menjalani situasi apapun, tak terkecuali situasi sulit.

Pengalaman-pengalaman itu sungguh membuatku merasa bahwa Tuhan sungguh Mahakuasa dan Mahabaik. Layaklah kita selalu memohon rahmat-Nya di sepanjang perjalanan hidup kita, rahmat yang seringkali hadir melalui perantaraan orang-orang di sekitar kita.


***

Comments

  1. Puji Tuhan barang yang hilang sudah ditemukan kembali, semoga lewat kesaksian ini banyak orang yang terbantu menemukan barang yang hilang lewat doa tersebut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Cik Lia, mohon maaf baru mereply. Terima kasih banyak sudah menjadi perantara berkat dari Tuhan untuk saya. Semoga kesaksian ini memperkuat keyakinan banyak orang akan kuasa dan rahmat Tuhan. Sehat selalu ya, Cik.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts